Skip to main content

Membudayakan Literasi di Kalangan Remaja



Membudayakan literasi seharusnya sudah menjadi suatu kewajiban untuk semua orang tidak hanya para pelajar atau remaja. Orang – orang beranggapan literasi adalah hal yang membuang – buang waktu. Padahal jika kita rutin melakukan kegiatan literasi lama – kelamaan otak akan bekerja cepat dalam mengelola informasi. Dengan literasi, kita dapat menggali informasi sedalam – dalamnya, menambah wawasan, meningkatakan daya berpikir, dan masih banyak lagi. Dengan melakukan kegiatan literasi, juga dapat mempermudah kegiatan siswa di sekolah yaitu dalam melakukan proses pembelajaran dan menjawab soal ujian.    

Dikalangan remaja Indonesia tingkat literasi remaja sangatlah rendah yaitu terletak pada posisi 60 dari 61 negara. Penelitian tersebut dilakukan oleh Central Connecticut State University di New Britain, Conn, Amerika Serikat yang menempatkan lima negara pada posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia.

Penelitian tersebut menunjukkan betapa lemahnya literasi di Indonesia. Hal terrsebut dapat terjadi dari beberapa faktor yaitu faktor dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, teknologi yang canggih, siswa kurang didorong membaca untuk belajar, kurangnya kesadaran, kurangnya motivasi, kondisi perpustakaan yang masih lemah, kurangnya referensi buku di perpustakaan, dan suasana perpustakaan yang kurang nyaman.

Lingkungan keluarga merupakan faktor utama yang mempengaruhi pribadi seseorang. Anggota keluarga terbiasa meberikan informasi dengan lisan. Di lingkungan keluarga, kita lebih senang menonton televisi dan mengobrol dalam memberikan informasi. Sehingga anak tidak terbiasa dengan membaca.

Di lingkungan masyarakat kita dapat melakukan aktivitas sehari – hari. Lingkungan masyarakat itu adalah teman sepermainan, teman kerja, dan masyarakat umum lainnya. Dalam masyarakat tersebut akan memiliki berbagai sifat, salah satunya malas. Hal tersebut dapat membuat kita terbawa kebiasaan buruk teman kita. Oleh karena itu, masyarakat memilki peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih akan mempengaruhi generasi muda dalam bidang literasi. Hal tersebut terjadi karena tersedia banyak media hiburan misalnya handphone, computer, media social, televisi, dan lain – lain. Dengan adanya fasilitas tersebut, tanpa kita sadari kita dapat menyita banyak waktu yang seharusnya digunakan untuk membaca.

Kurangnya dorongan membaca untuk belajar sangat berpengaruh dalam kegiatan literasi. Kebanyakan dari pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan model penjelasan, siswa tidak diarahkan untuk mencari materi atau membaca buku referensi sehingga cenderung pasif hanya sebagai penerima saja, dan tidak ada keinginan atau untuk berusaha membaca untuk belajar.

Kurangnya kesadaran generasi muda tidak akan menciptakan hobi membaca. Jika kita sudah menanamkan kesadaran untuk membaca, maka membaca akan menjadi kebutuhan dari pribadi bagi seseorang itu sendiri.

Motivasi sangat dibutuhkan para remaja. Saat pembelajaran di sekolah, guru adalah sosok terladan dari  para muridnya. Saat di rumah orang tua berperan dalam memberikan motivasi kebiasaan untuk membaca. Apabila kurangnya motivasi, seseorang tidak akan berusaha atau berniat untuk melakukan kegiatan membaca dengan benar karena kurangnya sosok panutan.

Kondisi perpustakaan di Indonesia itu masih sangat lemah. Kurangnya kesadasaran pengunjung untuk mengembalikan buku dan kurangnya kegiatan ilmiah yang dapat menarik perhatian para pengunjung membuat pengunjung menjadi mudah bosan.

Keterbatasan buku referensi di perpustakaan menyebakan kurangnya minat baca para pengunjung. Pengunjung akan tambah merasa malas apabila hal tersebut tidak segera diatasi. Sehingga kondisi perpustakan tidak akan kondusif.

Suasana perpustakaan yang kurang nyaman juga bisa menghambat minat baca. Apabila penataan ruang kurang tepat akan menyulitkan pengunjung untuk mencari buku yang dia cari. Selain itu sirkulasi udara dan cahaya yang kurang juga menjadi pertimbangan untuk datang ke perputakaan.

 Kurangnya literasi dapat akan menyulitkan seseorang dalam memahami informasi, tidak berkembangnya kreatifitas, tidak mempunyai wawasan yang luas, akan mengurangi pemuda yang mencintai sejarah, tidak memahami ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ), tidak mengetahui infromasi terbaru dan masih banyak lagi.

Ada beberapa strategi untuk meningkatkan kegiatan literasi. Dengan mengadakan program wajib baca, memunculkan hobi di lingkungan keluarga, meningkatkan koleksi perpusatakan, menggunakan media gambara untuk memperjelas konsep, meningkatkan pelayanan di perpustakaan, mengontrol penggunaan media elektronik, menunjukkan sifat ingin tahu, dan memperbaharui sistem pembelajaran di sekolah. Hal – hal tersebut dapat membantu dalam meningkatkan minat baca.

Tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi kalangan remaja. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan minat baca di kalangan remaja ini. Cara tersebut dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah, maupun oleh remaja itu sendiri. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh pelajar adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya membaca.



Seorang pelajaran harus rajin membaca karena jika kita membaca kita akan mendapatkan ilmu dari setiap apa yang kita baca. Maka dari itu, kita harus bisa menghilangkan rasa malas yang timbul dari dalam diri kita sendiri. Kita juga harus memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah tersedia di sekitar kita,seperti perpustakaan, surat kabar, media massa, majalah, buku pelajaran dan lain – lain. Kita harus mengisi waktu luang kita dengan hal-hal yang positif,seperti membaca. Dengan adanya perkembangan teknologi contohnya internet, sebagai pelajar kita diharapkan memanfaatkan internet untuk mencari informasi yang berguna serta menambah wawasan dan pengetahuan.

http://e.library.uny.ac.id/ 
http://perpustakaan.uny.ac.id/
https://www.uny.ac.id/
http://library.fip.uny.ac.id/beranda/
http://library.uny.ac.id
http://journal.uny.ac.id

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku : Seluk - Beluk Tunarungu & Tunawicara Serta Strategi Pembelajarannya

Judul Buku           : Seluk - Beluk Tunarungu & Tunawicara Serta Strategi Pembelajarannya Pengarang            : Ahmad Wasita Penerbit                : javalitera Tahun Terbit        : 2013 Kota Terbit           : Sleman, Yogyakarta Jumlah Halaman : 92 halaman ISBN                     : 978-602-98182-2-2                                 Buku ini berjudul “Seluk - Beluk Tunarungu & Tunawicara Serta Strategi Pembelajarannya” terdiri atas 10 bab yaitu bab 1 pendahuluan, bab 2 hakekat tunarungu dan tuna wicara, bab 3 penyebab karakteristik dan dambpak ketunarunguan, bab 4 pelayanan pendidikan anak usia dini bagi tunarungu, bab 5 strategi pembelajaran, bab 6 metode pembelajarn bina komunikasi persepsi bunyi dan irama (BPKPI), bab 7 strategi pembelajaran keterampilan menulis, bab 8 strategi pembelajaran metode maternal reflektif (MMR), bab 9 sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI), serta bab 10 pentingnya pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus.       

Sinopsis Anne Of Green Gables

Judul                         : Anne of Green Gables Penulis                      : Lucy M. Montgomerry Halaman                   : 513 Tokoh                        : Anne Shirley   Tahun terbit (asli)                : 1908 Tahun terbit (terjemahan)  : 2008  

Hasil Wawancara Dokter Spesialis Saraf

Laporan Hasil Wawancara Sistem Regulasi   Disusun oleh : 1.      Abdulloh Ulul Albab         ( 01 / XI MIPA 1 ) 2.      Arifa Zulfathia                   ( 06 / XI MIPA 1 ) 3.      Vanny Nuri Saputri           ( 30 / XI MIPA 1 ) 4.      Yogi Darmawan                ( 32 / XI MIPA 1 ) SMA NEGERI 4 MAGELANG JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Panembahan Senopati No.42/47 telp. (0293) 362709 Magelang 56123 Kata Pengantar Puji syukur  kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat melakukan wawancara dan menyelesaikan laporan hasil wawancara mata pelajaran Biologi untuk materi system regulasi. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi dengan materi system regulasi, dengan guru pembimbing Ibu Siti Handayani S.Pd., di samping itu juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya kelainan pada sistem regulasi. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Siti Handayani S.Pd, se